|
Buah kurma |
Kurma (Phoenix dactylifera L.) merupakan tanaman tertua yang dibudidayakan manusia. Tanaman ini banyak tersebar di Timur Tengah dan Afrika Utara. Tanaman ini memiliki peranan penting dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat di daerah kering dan semi-kering di dunia. Banyak orang yang percaya akan khasiat buah dari tanaman kurma untuk kesehatan.
Menurut Khanavi et al. (2009), Iran memberikan kontribusi sebanyak 21% dari produksi buah kurma seluruh dunia pada tahun 2006, yaitu sebanyak 918.000 metrik ton buah kurma. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor buah kurma sebanyak 11,5 juta kg pada tahun 2005 dengan nilai 4,3 juta US$, kemudian bertambah menjadi 13,3 juta kg pada tahun 2006 dengan nilai 7,6 juta US$. Komoditi buah kurma tersebut berada pada urutan ke delapan dalam data impor utama buah-buahan Indonesia pada tahun 2005 - 2006.
Menurut Al-Shahib dan Marshall (2003), buah kurma mengandung karbohidrat (44 – 88% total gula), 0,2 - 0,5% lemak, dan 2,3 - 5,6% protein. Buah kurma juga banyak mengandung vitamin. Dapat dilihat kandungan vitamin buah kurma pada tabel dibawah.
Tabel 1. Kandungan vitamin buah kurma
Vitamin C berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah berbagai penyakit. Vitamin C juga bertindak sebagai antidote untuk penyakit pilek dan flu. Riboflavin (vitamin B2) dan niasin berfungsi membantu melepaskan tenaga dari makanan yang sudah kita konsumsi. Niasin juga baik untuk memelihara kulit kita. Tiamin (Vitamin B1) befungsi membantu melepaskan tenaga dari karbohidrat. Selain baik untuk kesehatan mata, Vitamin A juga baik untuk kesehatan kulit.
Buah kurma banyak mengandung mineral. Menurut Sahari et al. (2007), mineral yang paling banyak terkandung pada buah kurma adalah Natrium (Na), Magnesium (Mg), Kalium (K), dan Kalsium (Ca). Dapat dilihat kandungan mineral buah kurma pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Kandungan mineral yang banyak terkandung pada buah kurma
Mineral-mineral tersebut dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan mineral terbesar yang terkandung pada buah kurma adalah Kalium. Kalium sangat baik untuk jantung dan pebuluh darah. Kalium berfungsi untuk membuat denyut jantung menjadi teratur, mengaktifkan kontraksi otot, dan menstabilkan tekanan darah. Kalium yang tinggi juga dapat menurunkan resiko serangan stroke.
Buah kurma juga banyak mengandung serat pangan (
dietary fiber), yaitu sebesar 6,4 - 11, 5% (Al-Shahib dan Marshall, 2003). Mengkonsumsi serat tinggi maka akan lebih banyak asam empedu, sterol, dan lemak yang dikeluarkan bersama feses, selain itu serat dapat mencegah terjadinya penyerapan kembali asam empedu, kolesterol, dan lemak (Winarno, 1997). Asupan makanan berserat yang rendah dapat bersiko terserang kanker usus besar, penyakit jantung, diabetes, dan gangguan lainnya.
BIJI KURMA
Selain buah, ternyata biji kurma juga memiliki potensi yang baik untuk panganan yang sehat. Di negara timur tengah sudah banyak yang meneliti kandungan dari biji kurma. Menurut Hamada et al. (2002), biji kurma potensial digunakan sebagai bahan pangan bagi manusia. Hal tersebut dapat terlihat dari komposisi yang terkandung pada biji kurma. Biji kurma mengandung
71,9 - 73,4 % karbohidrat,
5 - 6,3 % protein, dan
9,9 - 13,5 % lemak. Komposisi kimia lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Kandungan biji kurma
Menurut Ali-Mohamed dan Khamis (2004), biji kurma mengandung banyak mineral, seperti natrium (Na), kalium (K), magnesium (Mg), kalsium (Ca), ferum atau besi (Fe), mangan (Mn), zinc (Zn), cuprum (Cu), nickel (Ni), cobalt (Co), dan cadmium (Cd). Ion mineral yang paling banyak terkandung pada biji kurma sama dengan yang terkandung pada buah kurma, yaitu kalium (K), magnesium (Mg), dan natrium (Na). Kandungan mineral biji kurma dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. Kandungan mineral pada biji kurma
Biji kurma juga banyak mengandung serat pangan (
dietary fiber) dan antioksidan. Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas.
Referensi
-Al-Shahib W dan Marshall RJ. 2003. The fruit of the date palm: its possible use as the best food for the future. International Journal of Food Sciences and Nutrition 54 (4): 247 – 259.
-Ali-Mohamed AY dan Khamis AS. 2004. Mineral ion content of the seeds of six cultivars of Bahraini date palm (Phoenix dactylifera). Journal of Agricultural and Food Chemistry 52: 6522 – 6525.
-Hamada JS, Hashim IB, dan Sharif FA. 2002. Preliminary analysis and potential uses of date pits in foods. Food Chemistry 76: 135 – 137.
-Khanavi M, Saghari Z, Mohammadirad A, Khademi R, Hadjiakhoondi A, dan Abdollahi M. 2009. Comparison of antioxidant activity and total phenols of some date varieties. DARU – Jaournal of Faculty of Pharmacy, Tehran university of Medical Sciences 17 (2): 104 – 108.
-Sahari MA, Barzegar M, dan Radfar R. 2007. Effect of varieties on the composition of dates (
Phoenix dactylifera L.) - Note. Food Science and Technology International 13: 269 – 275.
-Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.