24 Januari 2010

Ikon Tiga Diva Cinta dari Barat Bekasi

Patung Tiga Mojang
Tiga Diva ini adalah sebutan dari sebuah patung yang berada di pinggir wilayah barat Bekasi. Tepatnya berada di Perumahan Harapan Indah, Bekasi Barat. Sebenarnya, nama asli dari patung ini adalah patung “Tiga Mojang”. Namun, banyak warga yang tinggal di wilayah Harapan Indah dan sekitarnya menyebut patung ini dengan sebutan patung ‘Tiga Diva”. Patung ini mempunyai tinggi 17 meter dengan bentuk tiga orang perempuan yang memakai gaun panjang.

Patung ini adalah hasil karya seniman yang bernama Nyoman Nuarta. Beliau telah membuat tiga patung di wilayah Bekasi. Patung “Tiga Mojang” buatan beliau ini, kini telah menjadi ikon wilayah hunian di Bekasi yang kini telah berkembang sangat pesat, Perumahan Harapan Indah.

Nyoman Nuarta mengatakan dalam salah satu artikel di Batavia.co.id bahwa tujuan dari pembuatannya patung ini, yaitu untuk mempercantik pintu masuk Perumahan Harapan Indah, sekaligus untuk menjadi penanda suatu wilayah atau ikon. Beliau juga menyebutkan bahwa patung ini untuk melestarikan budaya tanah sunda. Inilah wujud dari kecintaan beliau terhadap budaya Sunda di Bekasi ini.

Keberadaan patung ini pun kini benar-benar menjadi ikon bagi warga Perumahan Harapan Indah. Tidak ada dari warga Perumahan Harapan Indah yang tidak tahu tentang keberadaan patung ini, bahkan warga yang bukan warga Perumahan Harapan Indah atau yang tinggal di sekitarnya tahu keberadaan patung ini. Banyak pula warga yang bukan warga yang berasal dari wilayah Bekasi tahu keberadaan patung ini. Hal ini dikarenakan, lokasi dari patung ini yang berada di depan pintu masuk Perumahan Harapan Indah, dimana banyak sekali orang yang melewati patung ini.

Patung ini pun juga benar-benar mempercantik lokasi di pintu masuk perumahan ini. Di siang hari, patung ini tampak begitu bersemi bersama guyuran air mancur yang keluar mengelilingi patung ini. Di malam hari pun, patung ini benar-benar mempesona. Selain air mancur yang keluar mengelilingi patung ini, kilatan dan kelipan warna cerah terpancar indah di bawah patung ini.


Di lokasi patung ini ramai sekali disaat sore dan malam hari, terutama pada minggu sore dan sabtu malam (malam minggu). Saat sore hari dan malam hari, di pinggir jalan dekat lokasi patung ini hampir selalu ramai dikunjungi warga, baik warga Perumahan Harapan Indah atau pun bukan. Dibandingkan sore hari, pada malam hari, terutama malam minggu, pengunjung sangat ramai, biasanya adalah sebuah keluarga yang memang berniatan menikmati jalan-jalan malam di lokasi ini, sepasang kekasih (dua sejoli) yang berpacaran, dan juga sekumpulan atau komunitas yang sekedar berkumpul.

Ada yang unik juga dibalik ikon patung ini. Dikarenakan banyak sekali pasangan yang sedang memadu cinta di lokasi patung ini, maka terciptalah nama yaitu patung “Tiga Diva Cinta”.

Ikon memang dibutuhkan suatu wilayah. Ikon dapat dijadikan suatu ciri khas yang memang khas dimiliki wilayah tersebut, bukan hanya patung atau monumen saja, tetapi juga bisa makanan (kuliner), barang kerajinan, budaya, atau yang lainnya. Melestarikan ciri khas yang telah ada dalam suatu wilayah merupakan salah satu wujud dari kecintaan terhadap wilayah tersebut.

Nyoman Nuarta meyakini bahwa patung “Tiga Mojang” yang lahir dan budaya Sunda bisa menjadi titik temu warga Bekasi. Warga Bekasi harus bisa melestarikan budayanya agar kota Bekasi benar-benar bisa terangkat, baik dari segi budaya atau pun hal-hal yang menjadi ciri khas sehingga kota Bekasi ini bisa menonjol di mata Indonesia.

21 Januari 2010

Liga Medika 2010-Science Program

Student Council of Faculty of Medicine University of Indonesia would like to invite you to participate in Liga Medika 2010-Science Program-.

Liga Medika 2010 -Science Program- is an event organized by Scientific Study and Research Organization - Student Council of Faculty of Medicine University of Indonesia (or in Bahasa Indonesia: Lembaga Pengkajian dan Penelitian-Senat Mahasiswa Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).

This prestigious event offers medical and dental students from all around the world an opportunity to meet in friendly scientific competitions and a free seminar, as well as enjoy an exciting agenda of a good sociality in Indonesia.



There will be 2 kinds of scientific competitions and a free seminar within a big theme of "Endocrinology and Metabolism". The details are as follows:

1. Literature Review Competition
1st Prize : IDR 3.000.000
2nd Prize: IDR 2.000.000
3rd Prize: IDR 1.000.000
Registration fee:
until 1 March 2010 : IDR 150.000
2 March 2010-15 May 2010: IDR 200.000
Participants may enter as an individual or as members of a team.
The number of team members is restricted to a maximum of three.

2. Research Review Competition
1st Prize : IDR 6.000.000
2nd Prize: IDR 4.000.000
3rd Prize: IDR 2.000.000
Registration fee:
until 1 March 2010 : IDR 350.000
2 March 2010-15 May 2010 : IDR 400.000
Participants may enter as an individual or as members of a team.
The number of team members is restricted to a maximum of five.

3. Free Seminar: "Breaking The Viscious Cycle of Obesity-Metabolic Syndrome-Type 2 Diabetes Mellitus Through a Comprehensive Patient's Management"

For further information, please visit: www.ligamedika2010.com
Contact Person:
Devi Felicia (+628882007790/+6281909554379)
Kevin Kurnia (+6281356726119)

17 Januari 2010

16 Januari 2010

Surfaktan Metil Ester Sulfonat (MES)

Makalah "Surfaktan Metil Ester Sulfonat (MES)"
Oleh : Lutfi Setiyono, Ika Kartika, dan Nurhidayanti

Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
2009


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki areal perkebunan kelapa sawit yang cukup luas. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2004 adalah 5 juta hektar dengan produksi 11,08 juta ton per tahun. Indonesia pun menempati produsen minyak mentah (CPO dan PKO) kedua terbesar di dunia.

Konversi minyak kelapa sawit menjadi surfaktan yang merupakan pengembangan produk ke arah hilir akan meningkatkan nilai tambah produk kelapa sawit. Pengembangan agroindustri yang lebih berorientasi kea rah hilir merupakan strategi yang harus dilaksanakan untuk beberapa jenis perkebunan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk hilir yang berorientasi ekspor. Menurut Hambali et al. (2004), surfaktan memiliki nilai tambah hampir delapan kali lipat bila dibandingkan dengan minyak kelapa sawit mentah (CPO dan PKO).

Surfaktan adalah bahan aktif permukan yang dapat diproduksi secara sintesis kimia maupun biokimia. Karakteristik utama surfaktan adalah pada aktifitas permukaannya. Surfaktan mampu meningkatkan kemampuan menurunkan tegangan permukaan dan antar muka suatu cairan, meningkatkan kemampuan pembentukan emulsi minyak dalam air, mengubah kecepatan agregasi partikel terdispersi yaitu dengan menghambat dan mereduksi flokulasi dan coalescence partikel yang terdispersi sehingga kestabilan partikel yang terdispersi semakin meningkat. Surfaktan juga mampu mempertahankan gelembung atau busa yang terbentuk lebih lama.

Pada umumnya surfaktan disintesisi dari turunan minyak bumi dan gas alam. Namun, proses pembuatan surfaktan dari minyak bumi dan gas alam ini dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Alternative yang dapat diambil adalah penggunaan minyak nabati sebagai bahan baku pembuatan surfaktan.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu surfaktan nabati, yaitu Surfaktan Metil Ester Sulfonat (MES). Dimana surfaktan ini berbahan dasar dari minyak kelapa sawit. Perlu diketahui bahwa MES adalah yang paling bersahabat dengan lingkungan (ramah lingkungan) dari surfaktan anionik yang ada dalam deterjen. MES mempunyai sifat detergensi yang baik bahkan pada jumlah yang sedikit, dibanding dengan surfaktan anionik yang lain, seperti Linier Alkilbenzen Sulfonat (LAS) dan Alkil Sulfat (AS).

B. Tujuan 
Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai surfaktan, khususnya surfaktan Metil Ester Sulfonat (MES). Informasi tersebut meliputi bahan baku pembuatan MES, proses produksi, dan peluang pemasaran.


II. PEMBAHASAN 

A. Karakteristik Bahan Baku 
MES merupakan salah satu kelompok surfaktan anionik yang paling banyak digunakan. Surfaktan ini dapat disintesis dari minyak nabati yaitu minyak sawit. Tanaman Kelapa Sawit secara umum waktu tumbuh rata-rata 20 – 25 tahun. Pada tiga tahun pertama disebut sebagai kelapa sawit muda, hal ini dikarenakan kelapa sawit tersebut belum menghasilkan buah. Kelapa sawit mulai berbuah pada usia empat sampai enam tahun. Dan pada usia tujuh sampai sepuluh tahun disebut sebagai periode matang , dimana pada periode tersebut mulai menghasilkan buah tandan segar. Tanaman kelapa sawit pada usia 11-20 tahun mulai mengalami penurunan produksi buah tandan segar. Dan terkadang pada usia 20-25 tahun tanaman kelapa sawit mati. Semua komponen buah sawit dapat dimanfaatkan secara maksimal. Buah sawit memiliki daging dan biji sawit (kernel), dimana daging sawit dapat diolah menjadi CPO (crude palm oil) sedangkan buah sawit diolah menjadi PK (kernel palm). Ekstraksi CPO rata-rata 20 % sedangkan PK 2.5%. Sementara itu serta dan cangkang biji sawit dapat dipergunakan sebagai bahan bakar ketel uap.

Minyak sawit dapat dipergunakan untuk bahan makanan dan industri melalui proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO (Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil). Disamping itu CPO dapat diuraikan untuk produksi minyak sawit padat (RBD Stearin) dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein). RBD Olein terutama dipergunakan untuk pembuatan minyak goreng. Sedangkan RBD Stearin terutama dipergunakan untuk margarin dan shortening, disamping untuk bahan baku industri sabun dan deterjen.

Pemisahan CPO dan PK dapat menghasilkan oleokimia dasar yang terdiri dari asam lemak dan gliserol. Secara keseluruhan proses penyulingan minyak sawit tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5% PFAD ( Palm Fatty Acid Distillate) dan 0.5% buangan.

Minyak sawit merupakan minyak nabati yang diproduksi terbanyak nomor dua di dunia. Karena kandungan asam lemak jenuhnya yang tinggi (hampir 50 persen), maka minyak sawit kadang-kadang dianggap sama dengan lemak hewan yang juga jenuh seperti mentega dan lard (lemak babi). Padahal, studi-studi pada hewan percobaan dan juga pada manusia menunjukkan bahwa minyak sawit ini berbeda dengan lemak yang bersifat hiperkolesterolemik (meningkatkan kolesterol) seperti lard. Minyak sawit lebih tepat digolongkan sebagai minyak dengan kadar lemak jenuh moderat karena perbandingan antara lemak jenuh dan tak jenuhnya hampir seimbang. Dari segi ekonomi minyak sawit adalah yang termurah karena memang Indonesia kaya akan perkebunan sawit.

Minyak sawit terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak sawit yaitu asam palmitat, C16:0 (jenuh), dan asam oleat, C18:1 (tidak jenuh). Umumnya, komposisi asam lemak minyak sawit dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.



Selain asam lemak, minyak sawit memiliki kandungan lain seperti karoten dan fosfolipid. Komposisi komponen-komponen tersebut di dalam minyak sawit dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.



Keberadaan minyak kelapa sawit sebagai salah satu sumber minyak nabati relatif cepat diterima oleh pasar domestik dan pasar dunia. Peningkatan konsumsi minyak nabati dalam negeri terlihat dari tahun 1987 hingga tahun 1995, permintaan lokal akan minyak nabati naik dengan laju rata-rata 5.6% per tahunnya. Peningkatan ini sebagian disebabkan karena peningkatan jumlah penduduk sebesar 1.98% dan peningkatan konsumsi minyak nabati per kapita sebesar 2.27%. Sedangkan laju peningkatan permintaan akan minyak kelapa sawit adalah 9% (hampir dua kali dari laju peningkatan permintaan akan minyak nabati).

Dalam rangka mengantisipasi melimpahnya produksi CPO, maka diperlukan usaha untuk mengolah CPO menjadi produk hilir. Pengolahan CPO menjadi produk hilir memberikan nilai tambah tinggi. Produk olahan dari CPO dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu produk pangan dan non pangan. Produk pangan terutama minyak goreng dan margarin. Produk non pangan terutama oleokimia yaitu ester, asam lemak, surfaktan, gliserin dan turunan-turunannya.

Industri penghasil oleokimia termasuk industri kimia agro (agrobased chemical industry) yaitu industri yang mengolah bahan baku yang dapat diperbaharui (renewable), merupakan industri yang bersifat resources-based industries dan mempunyai peranan penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat luas (basic needs) seperti kosmetika, produk farmasi dan produk konsumsi lainnya. Selain itu industri tersebut berperan pula dalam pemerataan dan pertumbuhan ekonomi (economic growth with equality) serta pemberdayaan ekonomi rakyat.

Sampai saat ini beberapa produk industri bahan kimia khusus yang berbasis CPO sepenuhnya masih tergantung impor, seperti produk isopropyl palmitat, isopropyl miristat, asam palmitat dan asam oleat. Pengembangan industri bahan kimia khusus di dalam negeri yang menghasilkan produk-produk tersebut mempunyai prospek yang baik. Hal ini didukung potensi pasar dalam negeri cukup besar seperti industri kosmetika yang berjumlah sekitar 600 perusahaan besar dan kecil serta industri farmasi, yang sebagian besar membutuhkan produk-produk kimia khusus yang berbasis CPO.

Produk olahan CPO yang merupakan non pangan diantaranya adalah oleokimia. Salah satu produk turunan oleokimia adalah ester, contohnya adalah metil ester yang sekarang menjadi salah satu bahan dalam membuat surfaktan MES (Metil Ester Sulfonat). Asam lemak metil ester mempunyai peranan utama dalam industri oleokimia. Metil ester digunakan sebagai senyawa intermediate untuk sejumlah oleokimia yaitu seperti fatty alcohol, alkanolamida, metil ester-sulfonat, gliserol monostearat, surfaktan (salah satunya surfaktan Metil Ester Sulfonat), gliserin, dan asam lemak lainnya. Perusahaan Lion of Japan bahkan telah menggunakan metal ester untuk memproduksi sabun mandi yang berkualitas, selain itu metil ester saat ini telah digunakan untuk membuat minyak diesel sebagai bahan bakar alternatif.

Metil ester mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan asam lemak, diantaranya yaitu: 1) Pemakaian energi sedikit karena membutuhkan suhu dan tekanan lebih rendah dibandingkan dengan asam lemak; 2) Peralatan yang digunakan murah. Metil ester bersifat non korosif dan metil ester dihasilkan pada suhu dan tekanan lebih rendah, oleh karena itu proses pembuatan metil ester menggunakan peralatan yang terbuat dari karbon steel, sedangkan asam lemak bersifat korosif sehingga membutuhkan peralatan stainless steel yang kuat; 3) lebih banyak menghasilkan hasil samping gliserin yaitu konsentrat gliserin melalui reaksi transesterifikasi kering sehingga menghasilkan konsentrat gliserin, sedangkan asam lemak, proses pemecahan lemak menghasilkan gliserin yang masih mengandung air lebih dari 80%, sehingga membutuhkan energi yang lebih banyak; 4) metil ester lebih mudah didistilasi karena titik didihnya lebih rendah dan lebih stabil terhadap panas; 5) dalam memproduksi alkanolamida, ester dapat menghasilkan superamida dengan kemurnian lebih dari 90% dibandingkan dengan asam lemak yang menghasilkan amida dengan kemurnian hanya 65-70%; 6). Metil ester mudah dipindahkan dibandingkan asam lemak karena sifat kimianya lebih stabil dan non korosif. Metil ester dihasilkan melalui reaksi kimia esterifikasi dan transesterifikasi.

B. Teknologi Proses 
1. Sifat Fisik Kimia Produk
Surfaktan Metil Ester Sulfonat termasuk golongan surfaktan anionik, yaitu surfaktan yang bermuatan negatif pada gugus hidrofiliknya atau bagian aktif permukaan. Struktur kimianya dapat terlihat pada gambar berikut,

Menurut Hui (1996), surfaktan anionik adalah bahan aktif permukaan yang bagian hidrifobiknya berhubungan dengan gugus anion (ion negatif). Gugus anion merupakan pembawa sifat aktif permukaan pada surfaktan anionik. Oleh karena itu, Metil Ester Sulfona lebih baik terhadap keberadaan kalsium dan kandungan garam alkali lebih rendah.

Menurut Watkins (2001), jenis minyak yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan MES adalah kelompok minyak nabati seperti minyak kelapa, sawit, inti sawit, stearin sawit, kedelai, atau tallow. Menurut Matheson (1996) dalam Hapsari (2003), MES ini memperlihatkan karakteristik disperse yang baik, sifat penyabunan yang baik terutama pada air dengan tingkat kesadahan yang tinggi, bersifat mudah didegradasi. Kelebihan dari MES ini yaitu pada konsentrasi MES yang lebih rendah daya penyabunannya sama dengan petroleum sulfonat, dapat mempertahankan aktifitas enzim.

MES dari minyak nabati dengan ikatan atom karbon C10, C12, C14 biasa digunakan untuk light duty diwashing detergent, sedangkan MES yang mempunyai ikatan atom karbon C16-C18 biasa digunakan untuk detergen bubuk dan cair (Watkins,2001).

2. Teknologi Proses Produksi
Proses produksi surfaktan Metil Ester Sulfonat dilakukan dengan mereaksikan metil ester dengan pereaksi sulfonasi. Menurut Ghazali (2002), pereaksi tersebut antara lain oleum (larutan S03 di dalam H2S04) dan sulfur trioksida (S03). Untuk menghasilkan kualitas produk terbaik, beberapa perlakuan penting yang harus dipertimbangkan adalah rasio mol, waktu netralisasi, suhu reaksi, konsentrasi gugus sulfat yang ditambahkan , jenis dan konsentrasi katalis, serta pH dan suhu netralisasi.



Proses pertama dilakukan dengan proses sulfonasi metil ester. Proses sulfonasi dilakukan pada skala laboraturium (500 ml), dengan reaktor untuk mereaksi metil ester minyak inti sawit sebagai bahan baku utama dengan reaktan natrium bisulfit. Selanjutnya proses produksi dilakukan secara batch, dengan rasio mol metil ester dan natrium bisulfit 1:1,5, suhu reaksi 100°C dan lama reaksi 4,5 jam. Proses dilanjutkan dengan pemurnian menggunakan methanol 30% pada suhu 50°C dengan lama reaksi 1,5 jam. Proses yang terakhir adalah netralisasi menggunakan NaOH 20% (Pore, 1976) dan modifikasi (Hidayat, 2005). Namun, yang harus diperhatikan setelah proses netralisasi dengan NaOH adalah terbentuknya produk samping reaksi sulfonasinya yang akan menghasilkan garam alkali sehingga dapat menurunkan biodegradabilitas dari surfaktan MES ini.

3. Teknologi Proses Produk Turunan
Hasil turunan dari surfaktan Metil Ester Sulfonat ini salah satunya adalah sebagai Oil Well Stimulation Agent. Komposisi Oil Well Stimulation Agent ini terdiri dari bahan aktif Surfaktan MES, pelarut, Surfaktan nonionic (DEA), dan buthyl cellosolve. Pembuatan Oil Well Stimulation Agent ini berdasarkan perbedaan jenis pelarut dan konsentrasi MES. Formulasinya merujuk pada komposisi Oil Well Stimulation Agent yang telah ada yaitu Stimsol, Tiorco, dan EOR 2095 yang diproduksi oleh Witco Coorporation yaitu 50% surfaktan (bahan aktif), 40% pelarut, dan 10% bahan aditif (7% surfaktan nonionic, 3% buthyl cellosolve).

Pelarut Oil Well Stimulation Agent ini merupakan suatu bahan yang melarutkan bahan lain untuk membentuk suatu larutan. Zat yang dilarutkan dalam pelarut disebut zat terlarut. Sebagian besar pelarut membentuk larutan yang berupa cairan, namun ada juga yang berupa gas atau padatan. Dalam pembuatan Oil Well Stimulation Agent digunakan pelarut nonpolar untuk melarutkan bahan aktif dan bahan aditif. Menurut Allen dan Roberts (1993), pelarut yang digunakan sebagai campuran Oil Well Stimulation Agent ini adalah minyak tanah, solar, bensin, dan minyak mentah.

C. Peluang Pasar dan Pemasaran
Pengembangan produk turunan minyak sawit penting untuk dilakukan mengingat peningkatan nilai tambah yang dapat diperoleh. Produk hilir sawit lanjutan yang dapat dihasilkan melalui penerapan proses lanjutan terhadap produk-produk oleokimia yang telah berkembang di Indonesia akan memberikan tambahan nilai tambah yang cukup besar. Nilai tambah produk hilir sawit tersebut akan lebih besar dibandingkan nilai tambah produk-produk oleokimia. Peluang pengembangan produk turunan (hilir) minyak sawit mengingat lembaga-lembaga riset di Indonesia telah melakukan riset-riset mengenai produk hilir sawit. Riset-riset produk hilir sawit yang telah dikembangkan hingga skala produksi pilot plant oleh lembaga riset di Indonesia sangat baik untuk diaplikasikan ke skala industri.

Produk oleokimia sangat prospektif untuk dikembangkan sebagai salah satu jawaban kurang prospektusnya harga CPO dan PKO karena berlawanan dengan kondisi supply-demand minyak mentah nabati yang saat ini dan di masa yang akan datang berada dalam posisi excess supply, kesetimbangan produk oleokimia dunia justru diperkirakan masih akan berada dalam kondisi excess demand hingga beberapa tahun mendatang. Kondisi excess demand pada produk oleokimia ini tentu merupakan sebuah indikasi akan prospektifnya harga komoditi tersebut. Menurut FAO, di pasar dunia saat ini terjadi pertumbuhan demand yang stabil atas produk-produk oleokimia dengan pertumbuhan 3% per tahunnya. Diramalkan pertumbuhan industri oleokimia yang terbesar akan terjadi di kawasan Asia. Pertumbuhan industri oleokimia yang diperkirakan terjadi sangat pesat di kawasan Asia sebenarnya tidak terlepas dari pertumbuhan produksi minyak nabati (bahan baku industri oleokimia) yang sangat tinggi di kawasan tersebut.

Di Jepang, perusahaan Lion telah menggunakan MES dalam bentuk bubuk deterjen sejak awal 1990-an. Dalam beberapa tahun ini, Stephan Inc. (Amerika) telah mengkomersialkan MES dengan Carbon 12-14, dan Huish Inc. (Amerika) akan segera memulai menproduksi MES 82.000 ton per tahun dengan harga yang murah dari persediaan oleokimia. Jika dibandingkan dengan alkilbenzen, persediaan dari LAS berperan dalam penggunaan MES. Dalam keadaan ini, MES lebih ekonomis daripada LAS. Pemakai-pemakai dengan ide produk yang ramah lingkungan tapi tidak berkeinginan untuk membayar murah dengan produk seperti itu (Itsuo and Kazuo, 2002).

MES mungkin menawarkan kemungkinan dari dua sisi tersebut, yaitu efisien dan ramah lingkungan. Seperti pada surfaktan-surfaktan non-ionik, sementara AE (Alkil Etoksilat) umumnya lebih mahal dari surfaktan anionik lainnya, MEE dapat diproduksi cukup murah karena tidak butuh banyak fatty alkohol, seperti yang tadi disebutkan. Jadi kesimpulannya, MES dan MEE berpotensi dalam deterjen untuk menggantikan LAS dan AE (Itsuo and Kazuo, 2002).


III. KESIMPULAN

Minyak sawit merupakan minyak nabati yang diproduksi terbanyak nomor dua di dunia. Minyak sawit terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Produk non pangan dari oleokimia yang berasal dari minyak sawit salah satunya adalah Metil Ester. Metil Ester Sulfonat (MES) merupakan salah satu kelompok surfaktan anionik yang paling banyak digunakan dan dapat disintesis dari minyak nabati yaitu minyak sawit.

MES dari minyak nabati dengan ikatan atom karbon C10, C12, C14 biasa digunakan untuk light duty diwashing detergent, sedangkan MES yang mempunyai ikatan atom karbon C16-C18 biasa digunakan untuk detergen bubuk dan cair. Proses produksi surfaktan Metil Ester Sulfonat dilakukan dengan mereaksikan metil ester dengan pereaksi sulfonasi.

Proses pertama dilakukan dengan proses sulfonasi metil ester, proses produksi yang kedua dilakukan secara batch, dan proses yang terakhir adalah netralisasi. Namun, yang harus diperhatikan setelah proses netralisasi dengan NaOH adalah terbentuknya produk samping reaksi sulfonasinya yang akan menghasilkan garam alkali sehingga dapat menurunkan biodegradabilitas dari surfaktan MES ini.

Hasil turunan dari surfaktan Metil Ester Sulfonat ini salah satunya adalah sebagai Oil Well Stimulation Agent. Dalam pembuatan Oil Well Stimulation Agent digunakan pelarut nonpolar untuk melarutkan bahan aktif dan bahan aditif. Pelarut yang digunakan sebagai campuran Oil Well Stimulation Agent ini adalah minyak tanah, solar, bensin, dan minyak mentah.

Pengembangan produk turunan minyak sawit penting untuk dilakukan mengingat peningkatan nilai tambah yang dapat diperoleh. Nilai tambah produk hilir sawit tersebut akan lebih besar dibandingkan nilai tambah produk-produk oleokimia salah satunya surfaktan MES. Surfaktan MES lebih ekonomis daripada LAS. MES menawarkan dua kelebihan, yaitu efisien dan ramah lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA


Allen T.O. dan A.P. Roberts. 1993. Production Operation 2: Well Completions, Worker, and Simulation. Oil & Gas Consultants International (OGCI), Inc., Tulsa, Oklahoma, USA.

Ghazali R. 2002. The Effect of Disalt on The Biodegradability of Methyl Ester Sulphonates (MES). Journal of Oil Palm Research 14(1):45-50.

Hambali, et.al. 2004. Pemanfaatan Surfaktan Ramah Lingkungan dari Minyak Sawit sebagai Oil Well Stimulant Agent untuk Meningkatkan Produksi Sumur Minyak Bumi. Proposal Hibah Kompetisi Pengembangan Masyarakat. Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB. Bogor.

Hapsari M. 2003. Kajian Pengaruh Suhu dan Kecepatan Pengadukan pada Proses Produksi Surfaktan dari Metil Ester Minyak Inti KElapa Sawit dengan Metode Sulfonasi. [Skripsi]. Bogor : FATETA IPB.

Hidayat, Sri. 2005. Proses pembuatan MES dari Palm kernel oil Menggunakan Natrium Bisulfit. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, FATETA, IPB.

Hui. 1996. Mechanistic Approach to The Thermal Degradation of α-Olefin Sulfonates. Ethyl Coorporation. Baton Rouge, L.A. USA.

Itsuo, H and Kazuo, O. 2002. New Technology and Development on the Use of Palm Oil in Oleochemical Industries. Bali:International Oil Palm Conference.

Ketaren, S. 1986. Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI Press.

Pore J. 1976. Sulfated and Sulfonated Oils. Di dalam : Karlenskind, A. (Ed.). Oil and Fats. Manual Intercept Ltd., New York.

Watkins C. 2001. All Eyes are on Texas. Inform 12:1152-1159.


International Seminar AFITA 2010 [3-7 October 2010]

The Seminar will be held at IPB International Convention Center which Located at The Center City of Bogor, its belongs to BOGOR AGRICULTURAL UNIVERSITY (IPB). Various conference activities of both national and international levels have been and can be held at our venue, including seminars, meetings, business gatherings, social gatherings, wedding parties, exhibitions, and other social and professional activities.

SURROUNDED BY BOTANIC GARDENS BOGOR BOTANIC GARDEN

We’re looking forward to seeing your impressive visit and sincere attendace to AFITA 2010 CONFERENCE in INDONESIA.


For furthur information please visit http://afita2010.ipb.ac.id

15 Januari 2010

1st Indonesian Agrotechnology Festival 2010

"INDONESIAN AGROTECHNOLOGY FESTIVAL 2010"

Open Tender
before 25 January 2010






Presented by :
HIMALOGIN (Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian)
HIMATETA (Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian)
HIMATEPA (Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan)

Supported by :
Institut Pertanian Bogor (IPB)


More information : 

11 Januari 2010

Now..Ujian Akhir Semester 5

Jam di laptop gw menunjukkan pukul 9.20 pm. Bsok hari pertama UAS. Hem,,,hasil UTS kemarin ngebuat gw skr harus benar serius di UAS ini,, huff,, Agak mengecewakan hasil yang kemarin. Ada yang aneh juga, ini gara2 gw yang males atau emang materi kuliahnya yang susah.. ckckckck,,,

Dari tadi pagi gw udah bener2 belajar buat ujian pertama bsok, di Sapta, bersama kawan2 seperjuangan. Hehe.. Makasih banyak kawan2, gw jd bisa paham beberapa materi  ujian  TLPB (Tata Letak dan Penangan Bahan) bsok (terutama yang itung2annya..hehe). Pokoknya tetep semangatlah kawan2 ku..... hohoho....

Malem ini mau lanjut lagi belajar,, hehe,, ditemani Boti (roti) dari 'my lovely'.. hehehe... Makasi banyak ya ay.... Selamat belajar  dan good luck buat UAS ini yaAa...
Baiklah....sebelum mulai baiknya membaca Basmallah dahulu.....
Bismillahirohmanirohim..... Mulaiiiiii......

10 Januari 2010

Pemulih Hidden File

Kini bayak virus yang menghantui atau bahkan telah menginfeksi komputer atau laptop kita. Salah satunya ada virus yang mampu meng-hidden file  kita. Ada juga virus yang mampu menghilangkan (tidak dapat memunculkan) 'folder options' pada option tools, dimana dalam folder options ini terdapat setting-an untuk mengatur hidden file kita. Bayangkan apabila kita memang sengaja meng-hidden file rahasia kita yang penting, kemudian komputer atau laptop kita terkena virus yang mampu menghilangkan 'folder options', maka kita tidak bisa memunculkan kembali file yang telah kita hidden.

Saya mendapat sebuah program dari teman saya, dimana program ini mampu memunculkaen kembali file-file kita yang ter-hidden. Program ini bernama 'Pemulih hidden file 1.5'. Mudah sekali menggunakan program ini. Hanya dengan sekali klik, program ini pun akan berjalan, serta tidak membutuhkan waktu yang lama.

Jika anda mebutuhkan program ini, bisa anda download disini.
Semoga bermanfaat. Terimakasih.

8 Januari 2010

Mengenal Nanas

Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brazil, Bolivia, dan Paraguay. Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae). Perawakan (habitus) tumbuhannya rendah, herba (menahun) dengan 30 atau lebih daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset mengelilingi batang yang tebal. Buahnya dalam bahasa inggris disebut sebagai pineapple karena bentuknya yang seperti pohon pinus. Nama 'nanas' berasal dari sebutan orang Tupi untuk buah ini: anana, yang bermakna "buah yang sangat baik". Burung penghisap madu (hummingbird) merupakan penyerbuk alamiah dari buah ini, meskipun berbagai serangga juga memiliki peran yang sama

Nanas (Pineaplle) punya keunggulan yang sangat bagus. Nanas bisa meluruhkan timbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Dengan mengonsumsi nanas, tubuh yang semula gemuk perlahan-lahan menjadi langsing.

Buah yang kulitnya dipenuhi sisik emas ini membuat sistem pertahanan tubuh menjadi lebih solid. Kandungan vitamin A, vitamin C, kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa, serta, dan enzim bromelain yang tersimpan didalam buah nanas merupakan peluru tangguh yang bisa meng-KO serbuan penyakit-penyakit serius, seperti tumor, aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), dan beri-beri.

Menurut Dr Setiawan Dalimartha dalam bukunya yang berjudul Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, enzim bromelain dalam buah nanas berkhasiat sebagai anti-radang, membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan sel kanker, dan mencegah terjadinya penggumpalan darah (blood coagulation).

Kandungan serat nanas yang cukup tinggi, cocok mengobati sembelit. Makan buah nanas, sama artinya mengonsumsi obat pencahar (konstipasi). Efeknya, buang air besar yang tadinya tersendat, menjadi lancar kembali. Nanas juga cukup baik dikonsumsi oleh orang-orang yang sedang sakit. Dalam nanas terkandung zat-zat yang dapat meningkatkan penyerapan obat ke dalam tubuh.

Dibalik semua kebaikan nanas, ada hal yang tetap harus diwaspadai dalam mengkonsumsi nanas. Bagi sebagian orang, mengkonsumsi nanas dalam jumlah tertentu akan membuat sakit kepala, pusing dan gatal-gatal. Hal ini karena buah nanas memang bisa menjadi salah satu bagian alergi tersendiri untuk orang-orang tertentu. Penyebabnya bisa dari buah nanas yang dimakan kurang bersih, bisa juga memang sudah menjadi alergi sendiri layaknya buah durian. Masalah yang cukup parah akibat alergi nanas, adalah gatal-gatal pada bibir, menjadi bengkak dan kulit yang merah-merah. Lambung bisa menjadi panas karena konsumsi berlebih. Di sarankan selalu memilih terlebih dahulu ketika akan membeli nanas di pasar. Nanas yang baik bisa diteliti dari warna yang masih segar, dan bau manis yang sangat khas.


Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER)

Public Disclosure Program for Environmental Compliance atau lebih dikenal PROPER, merupakan salah satu bentuk kebijakan pemerintah, untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan-undangan. Selanjutnya PROPER juga merupakan perwujudan transparansi dan demokratisasi dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Penerapan instrumen ini merupakan upaya Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk menerapkan sebagian dari prinsip-prinsip good governance (transparansi, berkeadilan, akuntabel, dan pelibatan masyarakat) dalam pengelolaan lingkungan.

Pelaksanaan program ini dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan berbagai stakeholder. Mulai dari tahapan penyusunan kriteria penilaian PROPER, pemilihan perusahaan, penentuan peringkat, sampai pada pengumuman peringkat kinerja kepada publik.

PROPER diadakan dengan beberapa tujuan mulia, yaitu:
1. Meningkatkan penaatan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan.
2. Meningkatkan komitmen para stakeholder dalam upaya pelestarian lingkungan.
3. Meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan.
4. Meningkatkan kesadaran para pelaku usaha untuk menaati peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.
5. Mendorong penerapan prinsip Reduce, Reuse, Recycle, dan Recovery (4R) dalam pengelolaan limbah.

Adapun sasaran dari pelaksanaan PROPER adalah:
1. Menciptakan lingkungan hidup yang baik.
2. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
3. Menciptakan ketahanan sumber daya alam.
4. Mewujudkan iklim dunia usaha yang kondusif dan ramah lingkungan, yang mengedepankan prinsip produksi bersih atau eco-efficiency.



A. Kinerja PROPER

Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) telah melakukan Penilaian Tingkat Kinerja Perusahaan (Proper) terkait dengan lingkungan hidup dari tahun 2005 hingga 2007 terhadap 446 perusahaan. Dari hasil tersebut ditetapkan sebanyak 23 perusahaan masuk peringkat hijau, 221 perusahaan masuk peringkat biru, 150 perusahaan masuk peringkat merah, dan 72 perusahaan masuk peringkat hitam, namun tidak ada perusahaan yang masuk peringakat emas. Peringkat ini menunjukkan kriteria dari PROPER tersebut, yaitu perusahaan peringkat emas telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan telah melakukan upaya 3R (Reuse, Recycle dan Recovery), menerapkan sistem pengelolaan lingkungan yang berkesinambungan, serta melakukan upaya-upaya yang berguna bagi kepentingan masyarakat pada jangka panjang, lalu untuk perusahan peringkat hijau berarti telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, telah mempunyai sistem pengelolaan lingkungan, mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat, termasuk melakukan upaya 3R (Reuse, Recycle dan Recovery), kemudian perusahaan peringkat biru berarti telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku, selanjutnya untuk perusahaan peringkat merah berarti telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dengan peraturan perundang-undangan, selanjutnya yang terakhir adalah perusahaan peringkat hitam berarti belum melakukan upaya lingkungan berarti, secara sengaja tidak melakukan upaya pengelolaan lingkungan sebagaimana yang dipersyaratkan, serta berpotensi mencemari lingkungan.

Dari hasil yang telah ditetapkan ternyata terdapat 14 perusahaan yang telah dua tahun berturut-turut masuk dalam peringkat hitam, perusahaan berperingkat hitam telah terbukti menyalahi tiga aturan yang telah ditetapkan oleh KLH. Tiga aturan tersebut terdiri atas pengendalian pencemaran udara, pengendalian pencemaran air, dan pengelolaan limbah berbahaya beracun. Sesuai program dari PROPER, maka 14 perusahan tersebut akan ditindaklanjuti dengan penegakan hukum. Namun yang harus diketahui bahwa KLH yang telah melakukan Penilaian Tingkat Kinerja Perusahaan (Proper) tidak punya otoritas untuk menghukum perusahaan yang melanggar atau tidak sesuai dengan peraturan yang ada, akan tetapi KLH mengumumkannya ke publik dan melaporkannya pada Mahkamah Agung (MA). Selain itu, perusahaan-perusahaan tersebut terancam tidak akan mendapat kredit investasi dari perbankan.

Perusahaan yang baru terdaftar dalam peringkat hitam tidak akan langsung ditindaklanjuti dengan penegakan hukum, melainkan perusahaan tersebut akan diberi pembinaan dan bimbingan pada pengelolahan limbahnya. Pemerintah pun memberi kemudahan kepada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam peringkat hitam yang memiliki itikad baik memperbaiki pengelolaan limbahnya tersebut. Kemudahan yang diberikan berupa pambebasan pajak impor peralatan pengelolahan limbah dan rekomendasi ke bank untuk mendapatkan pinjaman dana pengelolahan limbah.

Bagi perusahaan-perusahaan berperingkat hijau ataupun emas, PROPER ini dapat digunakan sebagai alat untuk mempromosikan perusahaan mereka. Dapat dikatakan dengan adanya PROPER ini reputasi dari perusahan-perusahaan berperingkan hijau akan baik sehingga penataan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan akan terus ditingkatkan. Kemudian bagi perusahaan berperingkat biru maupun merah tetap menjaga peringkat tersebut dan memperbaiki lebih pengelolaan limbahnya agar dapat masuk menjadi peringkat hijau ataupun emas. KLH pun terus mengawasi mereka dan membimbing mereka.

PROPER ini diharapkan dapat memperbaiki pengelolahan limbah dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam peringkat hitam sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat naik peringkatnya, minimal menjadi peringkat merah. Kemudian yang berperingkat merah dapat naik peringkatnya ke biru bahkan hijau. Begitu juga dengan perusahaan berperingkat biru diharapkan dapat meningkat peringkatnya.


B. Peningkatan Jumlah Peserta PROPER dan Kinerja Perusahaan



Dari pelaksanaan PROPER selama periode 2002 – 2007 terlihat bahwa telah terjadi peningkatan kinerja penaatan perusahaan. Sebagaimana yang terlihat pada Gambar di bawah, jumlah perusahaan yang taat yaitu Hijau dan Biru meningkat selama periode 2002 – 2007. Peningkatan jumlah perusahaan yang taat selama periode ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah perusahaan dan perbaikan kinerja penaatan perusahaan peserta PROPER.

7 Januari 2010

Buku Sherlock Holmes

Ini saya ada beberapa buku Sherlock Holmes. Bukunya dalam bentuk PDF. Ada 3 judul, yaitu The Adventure of Sherlock Holmes, The Memoirs of Sherlock Holmes, dan The Return of Sherlock Holmes. Anda bisa download gratis ketiganya disini.
  
1. The Adventure of Sherlock Holmes ===> DOWNLOAD






2. The Memoirs of Sherlock Holmes ===> DOWNLOAD




























3. The Return of Sherlock Holmes ======> DOWNLOAD





























Klo anda punya buku lainnya, bisa di share di sini.
Terimakasih...

6 Januari 2010

Sistem dan Prinsip Menejeman Lingkungan Industri

Industri
Menejeman Lingkungan adalah bagian dari menejemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumberdaya untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji dan memelihara kebijakan lingkungan. Sistem yang mengatur bagaimana kegiatan bisnis dan industri menata lingkungan agar tetap sehat dan aman dari resiko pencemaran.

Dalam agroindustri pun tidak luput dari adanya pencemaran, baik itu pencemaran karena limbah cair, udara, atau padat. Untuk mengatasi permasalahan lingkungan tersebut yang melingkupi kegiatan di industri pertanian, menejemen lingkungan sangat berperan aktif. Hal ini dilakukan untuk terciptanya suatu industri pertanian yang ramah lingkungan atau tidah merusak ekosistem lingkungan.

Dalam pelaksanaan menejemen lingkungan untuk mencapai kondisi ramah lingkungan, terdapat beberapa urutan prinsip, yaitu prinsip pencegahan pencemaran (pollution prevention), prinsip pengendalian pencemaran (pollution control), dan prinsip remediasi (remediation).

Prinsip pencegahan pencemaran (pollution prevention) adalah dasar bagi terciptanya kondisi yang sangat minim dihasilkannya bahan pencemar. Pencegahan pencemaran dilaksanakan meliputi keseluruhan dari proses produksi seperti pemilihan bahan baku yang murni, penggunaan alat proses yang efisien dan efektif dalam pemakaian bahan, energi, air, perawatan peralatan untuk optimalisasi proses dan SDM dalam proses dan pengelolaan lingkungan.

Prinsip pengendalian pencemaran (pollution control) diterapkan bila pencemaran atau limbah masih dihasilkan dalam suatu proses produksi. Maka, yang dapat dilakukan adalah mengendalikan bahan pencemar atau limbah tersebut agar tidak mencemari pekerja, produk dan lingkungan sekitar. Upaya yang dapat dilakukan adalah mengolah limbah tersebut untuk menurunkan tingkat bahayanya atau menurunkan tingkat pencemarnya atau menjadikannya bahan yang lebih bermanfaat/bernilai ekonomi.

Prinsip remediasi (remediation) dijalankan untuk memulihkan kondisi lingkungan yang telah tercemar agar dapat kembali pulih dan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan produktif. Hal ini dilakukan tanpa menimbulkan potensi pencemaran bagi manusia dan aktivitas didalamnya.

Tujuan utama dalam pelaksanaan dari prinsip tersebut adalah mencegah, mengurangi, dan menghilangkan terbentuknya limbah atau bahan pencemar pada sumbernya, serta menciptakan produk yang sehat, aman, dan berkualitas. Namun, ada juga enam prinsip dasar lain yang dilakukan dalam menejemen lingkungan yang bertujuaan utama sama dengan ketiga prinsip diatas, yaitu refine, reduce, reuse, recycle, recovery, dan retrieve energy.

Refine adalah penggunaan bahan atau proses yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan atau proses yang ada saat ini. Reduce adalah pengurangan jumlah limbah atau kehilangan bahan dengan optimalisasi proses atau operasional yang menghasilkan limbah yang mengalami pemborosan. Reuse adalah pemakaian kembali bahan-bahan atau limbah pada proses yang berbeda. Recycle adalah penggunaan kembali bahan-bahan atau sumber daya untuk proses yang sama. Recovery adalah kegiatan pengambilan kembali sebagian material penting dari aliran limbah untuk pemanfaatan ulang dalam proses atau dimanfaatkan untuk proses atau keperluan lain. Retrieve Energy adalah pemanfaatan limbah untuk digunakan sebagai bahan bakar atau dalam arti yang luas adalah penghematan energi dalam proses produksi.Pada prinsipnya, semua model atau prinsip dalam sistem menejemen lingkungan tersebut berupaya untuk meningkatkan produktivitas, menjaga keberlanjutan produksi dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan dan kesehatan, serta keselamatan pekerja. Banyak sekali cara dan program yang dapat diterapkan sebuah industri dalam memenejemen lingkungan industrinya. Kesadaran atas kelestarian lingkungan dalam industri sangat penting. Kemudian peraturan-peraturan dan undang-undang tentang menegenai lingkungan industri pun ada sehingga suatu industri harus bisa menaati dan bisa mendapatkan sanksi apabila terbukti melanggar peraturan-peraturan tersebut.

Proses Pengolahan Teh Hitam

Teh hitam diolah melalui fermentasi, dan dibagi dua, yaitu teh orthodox dan teh CTC (Cutting, Tearing, dan Curling). Teh orthodox adalah teh yang diolah melelui proses pelayuan sekitar 16 jam, penggulungan, fermentasi, pengeringan, sortasi, hingga terbentuk the jadi. Teh CTC (Cutting, Tearing, dan Curling) yakni teh yang diolah melalui perajangan, penyobekan, dan penggulungan daun basah menjadi bubuk kemudian dilanjutkan dengan fermentasi, pengeringan, sortasi, hingga terbentuk teh jadi.

Pada awalnya, di Indonesia hanya memproduksi teh hitam orthodox. Sejalan dengan pergeseran selera konsumen yang mengarah pada teh celup yang komponen terbesarnya merupakan teh CTC (Crushing Tearing and Curling), teh hitam orthodox kini jarang dipakai. Kini banyak industri teh yang mengolah teh dengan sistem CTC (Crushing, Tearing, dan Curling). Sistem CTC ini relatif baru di Indonesia.


Berikut ini merupakan tahap-tahap dan penjelasan pengolahan the dengan menggunakan sistem orthodox :



1. Proses Pelayuan, yaitu menggunakan kotak untuk melayukan daun (Whithering trought), merupakan kotak yang diberikan kipas untuk menghembuskan angin ke dalam kotak. Proses ini mengurangi kadar air dalam daun teh sampai 70%. Pembalikan pucuk 2 - 3 kali untuk meratakan proses pelayuan.

2. Proses Penggilingan, yaitu bertujuan untuk memecah sel-sel daun, agar proses fermentasi dapat berlangsung secara merata.

3. Proses Oksidasi. Setelah proses penggilingan selesai daun teh di tempatkan di meja dan enzim didalam daun teh akan memuali oksidasi karena bersentuhan dengan udara luar. Ini akan menciptakan rasa dan warna teh. Proses ini berlangsung sekitar 0,5 sampai 2 jam.

4. Proses Pengeringan, yaitu menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) & Fluid bed drier. Kadar air produk yang dihasilkan 3-5 % .


Berikut ini merupakan tahap-tahap dan pengolahan teh menggunakan sistem CTC (Crushing Tearing and Curling) (Sumber : Majalah Gema Industri Kecil, Edisi 14) :



1. Penyiapan bahan baku, yaitu bahan baku yang berupa pucuk halus dari hasil pemetikan medium murni, karena pucuk yang halus sangat membantu kelancaran proses penggilingan. Pucuk teh halus ini minimal harus 60% dan utuh.

2. Pelayuan. Cara pelayuan pucuk untuk pengolahan teh CTC ini bisa mencapai 32%-35% derajat layu, dan kadar air 65%- 68%. Proses pelayuan membutuhkan waktu 4-6 jam dan masih memerlukan pelayuan bahan kimia, sehingga pelayuan diperpanjang menjadi 12-16 jam.

3. Pengayakan pucuk layu. Pengayakan ini sangat berguna dalam pengolahan, yaitu untuk memisahkan pucuk dari berbagai kotoran, seperti pasir krikil dan benda lainnya yang dapat menyebabkan tumpulnya pisau/gigi pada gilingan CTC.

4. Penggilingan. Mesin giling CTC mampu menghancurkan daun dengan sempurna, sehingga seluruh sel daunnya pecah, dengan demikian menghasilkan oksidasi enzimatis (fermentasi) senyawa-senyawa polifenol lebih banyak. Penghancuran daun yang merta ini, akan menunjang terjadinya berbagai proses biokimia, antara lain adalah proses oksidasi enzimatis polifenol, perombakan pektin oleh enzim dan perombakan klorofil oleh enzim.

5. Fermentasi. Fermentasi bubuk basah memerlukan suhu udara rendah 25ºC dan kelembaban tinggi 90%-100%. Fermentasi pada pengolahan CTC ini dapat memakai fermenting trays, dibeber dilantai atau continous fermenting mechine (CFM). Waktu fermentasi antara 80-85 menit. Hasil fermentasi teh CTC lebih merata, karena bubuk basah lebih kecil dan rata.

6. Pengeringan. Pengeringannya dilakukan sampai kadar air pada bahan mencapai 3-5%.

7. Sortasi. Sortasi teh kering pada pengolahan CTC lebih sederhana dibandingkan dengan teh hitam orthodox. Keringan teh CTC ukurannya hampir seragam dan serta-serat yang tercampur dengan keringan hanya sedikit. Di samping memisahkan serat dan tangkai, sor tasi kering juga dapat memisahkan partikel-partikel teh yang ukurannya seragam.


Karakteristik Pengolahan Teh Hitam Orthodox dan The Hitam CTC

Sumber : Achmad Imron (2001)



Akibat perbedaan cara pengolahan, maka teh Orthodox dan CTC memiliki perbedaan-perbedaan, baik dari bentuk maupun cita rasanya. Dapat dilihat pada table dibawah ini.
Sumber: Achmad Imron (2001)

Referensi:
-Achmad Imron Rosyadi. 2001. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Untuk Memproduksi Teh Hitam Berkelanjutan. Bandung: Disertasi, Universitas Padjajaran.
-Wagu. 2001. Teh Produk Hilir Lebih Prospektif. Majalah Gema Industri Kecil, Edisi 14 Juni 2006.

Situs atau link yang jail

Kini telah muncul link-link yang dapat membuat pengguna internet merasa geram dan marah. Link tersebut dapat merubah interface pada layar browser anda sehingga anda kesal. Sebenarnya situs atau link tersebut cukup unik, tetapi memang agak menyebalkan jika dibuka. Banyak sekali orang yang menggunakan link ini untuk mengerjai teman atau pun orang lain. Jika ingin mencoba, silahkan dikunjungi saja.

http://urangsunda.50webs.com/Noclick.html
http://esc-creation.com/scream
http://killerjo.net

Template Blog

Ini daftar situs Template Blog. Ada yang untuk Blogspot (Blogger) dan WordPress. Anda bisa Mendownload Taemplate Gratis di situs-situs ini. Silahkan dikunjungi.

-Free Blogger Templates (Blogspot):
1.www.blogger-templates.blogspot.com
2.www.bloggerbuster.com
3.www.bloggerstyles.com
4.www.freeblogger-templates.blogspot.com
5.www.btemplates.com
6.www.blogspottemplate.com
7.www.ourblogtemplates.com
8.www.blogtemplate4u.com
9.www.eblogtemplates.com

-Free WordPress Templates:
1. www.prowordpressthemes.com
2. www.wordpresstemplates.com
3. www.wordpresstemplates.name
4. www.skinpress.com
5. www.wordpress.org
6. www.freewordpresstheme.info
7. www.wpskins.org
8. www.templatesbrowser.com

Semoga bermanfaat... Terimakasih.....

4 Januari 2010

Sunday; December 20th, 2009; 8.48 p.m (^.^)

Holla... Akhirnya gw nongol lagi... hehe...
Akhir tahun 2009 kemarin bnyak sekali cerita..semuanya benar-benar terekam dalam kepala gw..banyak moment yang benar-benar berkesan..Hingga puncaknya pada tanggal 20 Desember 2009.. hehe... Akhirnya gw bisa menampung air yang mengalir ke telapak tangan gw.. "Sesuatu" yang meluluhkan hati gw, "sesuatu" yang benar-benar ingin gw genggam, dan "sesuatu" yang ingin gw bersamanya, akhirnya "sesuatu" itu menjawab panggilan gw dan menerima gw untuk penuhi hatinya dengan tulus..

Sunday, December 20th, 2009 at 8.48 p.m, saat itu gw benar-benar merasa bahagia..."sesuatu" kini telah ada dsamping gw...Gw pasti berusaha membuat "sesuatu" itu bahagia dan gw pasti jaga "sesuatu" itu dalam hati gw... Hati memang tak bisa menutupi, iya... gw benar-benar sayang.. amat sayang padanya.....

Hingga kini..."sesuatu" itu selalu warnai hari-hari gw....gw ingin "sesuatu" selalu ada dhari-hari gw...
Terimakasih Banyak "sesuatu"....
Kau anugerah terindah yang kini ada disamping dan warnai hari ku.......

Penerapan Konsep Biorefinery pada Bahan Beselulosa

Biorefinery ini adalah suatu proses yang mengintegrasikan dan mengkonversikan biomassa untuk nantinya dihasilkan salah satunya bahan bakar. Seperti yang telah kita ketahui bersama, Indonesia kaya akan biomassa, apapun itu bentuknya. Oleh karena itu, pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi sangat potensial untuk dikembangkan.

Salah satu biomassa yang potensial untuk dikebangkan menjadi sumber energi atau bahan bakar adalah bahan berselulosa. Dengan penerapan konsep biorefinery, bahan berselulosa ini dapat menjadi bahan baku untuk memproduksi bioetanol dan memproduksi biofuel yang lain (hydrogen dan metana). Berikut ini adalah paparan ringkas tentang produksi bioetanol dari bahan baku biomassa (bahan berselulosa) yang dikaitkan dengan produksi biofuel yang lain.

Proses produksi hidrogen, metana, dan bioetanol dapat dilangsungkan secara terintegrasi, seperti dalam Maxifuel concept. Konsep ini didesain untuk produksi Etanol dari bahan lignoselulosa, untuk menghasilkan jumlah biofuel yang maksimum per unit raw material dan memanfaatkan residu untuk konversi lebih lanjut menjadi energi. Produk utama bioetanol digunakan untuk bahan bakar transportasi dan penekanan proses ini untuk optimasi produksi etanol. Produksi biofuel yang lain seperti metana, hidrogen, dan produk bernilai lain seperti bahan bakar padat akan menambah nilai lebih pada proses. Proses ini juga ramah lingkungan karena dilakukan recycle dan reuse aliran keluaran.


Proses Maxifuel yang telah dipatenkan terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Pretreatment
Proses pretreatment dari bahan lignoselulosa lebih intensif dibandingkan dengan bahan gula dan bahan berpati. Metode pretreatment bahan lignoselulosa sekarang ini mengonsumsi 30-40% biaya total untuk produksi bioetanol.

2. Hydrolysis
Hidrolisa keluaran tahap pretreatment direaksikan dengan enzim untuk memecah selulosa dan hemiselulosa menjadi heksosa dan pentosa sehingga dapat di fermentasi mejadi etanol. Harga enzim sangat mahal, sehingga penelitian untuk mendapatkan enzim dengan aktivitas tinggi dan harga murah adalah kunci untuk mengatasi hambatan ini. Adapun cara lain untuk mereduksi biaya adalah dengan melakukan recycle loops untuk mengumpan balik enzim dalam tangki hidrolisis enzimatik.

3. Fermentation of C6 sugars
Tahap hidrolisis dapat dioptimalkan dengan melakukan kombinasi hidrolisis enzymatik bersamaan dengan proses fermentasi oleh ragi (simultaneous saccharification and fermentation, SSF). Temperatur optimum enzim yang lebih tinggi dari pada temperatur optimum ragi dapat mengurangi keuntungan menggunakan proses SSF dibandingkan dengan proses terpisah. Ragi roti Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk menghasilkan etanol, dan telah banyak digunakan dalam produksi skala industrial. Produktivitas etanol yang besar serta toleran terhadap etanol dan inhibitor lain dalam hidrolisa biomassa adalah alasan penting digunakannya organisme ini, meskipun proses fermentasi xylose organisme ini kurang.

4. Separation
Setelah fermentasi glukosa oleh ragi dalam konsep Maxifuel, lignin dipisahkan dengan menggunakan filter, yang sangat mungkin didapatkan lignin dengan berat kering yang tinggi untuk menghindari pembuangan xylose dan etanol yang berada dalam fasa likuid.

5. Fermentation of C5 sugars

Gula residu dalam hidrolisat setelah proses fermentasi oleh ragi di fermentasikan lagi menggunakan mikroorganisme termofilik, Thermobacter BG1. Modifikasi genetik pada mikroorganisme ini dapat menghasilkan 38,7 g/L atau 5,4% v/v etanol dalam sistem kontinu dari hidrolisa bahan nondetoxified lignoselulosa. Temperatur pertumbuhan pada 75oC memberi kemudahan untuk proses distilasi etanol dari reaktor. Operasi pada kondisi termofilik dapat menurunkan pengaruh kontaminasi, yang merupakan hambatan utama proses fermentasi pada kondisi mesofilik. Selama proses fermentasi gula residu ini, 0,5 sampai 1,1 mol hidrogen/mol substrat dihasilkan sebagai produk samping. Untuk optimasi kelayakan, proses fermentasi termofilik bioetanol dilakukan dalam sistem reaktor terimobilisasi. Imobilisasi organisme ini dalam up flow reactor meningkatkan toleransi etanol, meningkatkan konversi substrat, dan menurunkan sensitivitas ketidakseimbangan proses fermentasi

6. Anaerobic digestion of process water and recirculation
Efluen dari produksi bioetanol masih mengandung bahan organik yang besar, kecuali karbohidrat. Anaerobik digestion telah lama digunakan untuk mengolah limbah yang mengandung zat organik dalam konsentrasi yang tinggi. Keuntungan proses ini antara lain menstabilkan aliran limbah, efisiensi reduksi kandungan zat organik tinggi, dan produksi metana sebagai bahan baku energi. Pendapatan dari produksi metana dapat mengurangi biaya produksi bioetanol hingga mencapai 34%. Efluen dari tahap fermentasi mengandung lignin berberat molekul rendah yang dihasilkan selama proses fisik-kimia pada tahap pretreatment, yang berupa senyawa aromatik. Senyawa aromatik ini secara umum sukar di degradasi pada proses anaerob, dan jika digunakan kembali akan menginhibisi proses fermentasi. Oleh karena itu, pencapaian dalam proses purifikasi anaerobik yang dapat mendegradasi senyawa ini sangat penting dilakukan.



Flow sheet of the Maxifuel concept. All major processes and process streams from solid lignocellulosic biomass to ethanol, hydrogen, and methane are shown.


Perkembangan lanjut biorefineries dapat dilakukan dengan teknik hibrida menggabungkan proses konversi biologi dengan proses hilir katalitik. Proses dalam autothermal reformer dengan efisiensi tinggi dapat mengubah 1 mol etanol menjadi 5 mol hidrogen. Jika digabungkan dengan proses biologi dimana 2 mol etanol dihasilkan dari setiap molekul gula (glukosa) perolehan hidrogen dalam dua tahap menjadi 83 % dari nilai maksimum teoretik, lebih besar jika dibandingkan dengan proses fermentasi yang hanya mencapai 10-20%. Selain itu, dihasilkan juga hidrogen dari proses fermentasi termofilik yang akan menambah perolehan hidrogen pada keseluruhan proses mendekati nilai maksimal teoretik yaitu 12 mol hidrogen/mol monosakarida.

Hidrogen yang dihasilkan dari proses biologi dapat dimanfaatkan untuk proses hidrogenasi dalam conventional refiery. Methane dari proses biorefinery dapat digunakan untuk bahan bakar, dan dapat juga digunakan sebagai bahan baku proses reformasi katalitik untuk menghasilkan hidrogen. Dapat juga digunakan untuk menghasilkan gas sintesis (CO/H2), yang dapat dimanfaatkan dalam proses gas to liquids atau produksi metanol. Adanya tahap proses katalitik antara kedua refinery ini dapat meningkatkan keuntungan dua kali lipat , karena hidrokarbon keluaran proses katalitik dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku proses refining lebih lanjut pada coventional refinery.


Bio/Catalytic Refineries


Referensi :
http://majarimagazine.com/2008/02/co-production-of-bioethanol-with-others-biofuels

 
Design by Free WordPress Themes | Customized by Blurry Eyes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons